Nama-nama tulang pada tubuh
1. Cranium (tengkorak)
2. Mandibula (tulang rahang)
3. Clavicula (tulang selangka)
4. Scapula (tulang belikat)
5. Sternum (tulang dada)
6. Rib (tulang rusuk)
7. Humerus (tulang pangkal lengan)
8. Vertebra (tulang punggung)
9. Radius (tulang lengan)
10. Ulna (tulang hasta)
11. Carpal (tulang pergelangan tangan)
12. Metacarpal (tulang telapak tangan)
13. Phalanges (ruas jari tangan dan jari kaki)
14. Pelvis (tulang panggul)
15. Femur (tulang paha)
16. Patella (tulang lutut)
17. Tibia (tulang kering)
18. Fibula (tulang betis)
20. Tarsal (tulang pergelangan kaki)
21. Metatarsal (tulang telapak kaki)
---"semua hal akan baik-baik saja jika kita tidak membuat kesalahan, tetapi berusaha sampai salah lebih baik daripada hanya berpangku lutut"---
Rabu, 21 September 2011
layanan bimbingan konseling perseorangan, kelompok
dan kegiatan penunjang bimbingan konseling.
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Bimbingan dan Konseling merupakan
proses bantuan psikologis dan kemanusiaan secara ilmiah dan profesional yang
diberikan oleh pembimbing kepada yang dibimbing (peserta didik) agar ia dapat
berkembang secara optimal, yaitu mampu memahami diri, mengarahkan diri, dan
mengaktualisasikan diri, sesuai tahap perkembangan, sifat-sifat, potensi yang
dimiliki, dan latar belakang kehidupan serta lingkungannya sehingga tercapai
kebahagiaan dalam kehidupannya.
Tujuan Bimbingan dan Konseling
adalah membantu pesrta didik dalam tugas perkembangannya agar peserta didik
memiliki keimanan dan ketaqwaan kepada Yang Maha Esa, memiliki sikap positif,
dinamis terhadap perkembangan fisik dan psikisnya, memiliki sikap mandiri
secara emosional dan sosial ekonomi, memiliki pola hubungan sosial yang baik di
dalam keluarga, sekolah dan masyarakat, memiliki prestasi belajar yang baik dan
dapat merencanakan dan mengembangkan karirnya
Guru Pembimbing mempunyai tugas,
tanggung jawab dan hak secara penuh dalam kegiatan bimbingan dan koseling
terhadap sejumlah peserta didik yang menjadi tanggung jawabnya. Materi layanan
mengacu pada jenis jenis layanan dan kegiatan pendukung bimbingan dan konseling
di sekolah. Dalam pelaksanaannya materi-maateri tersebut perlu dipilih dan
disesuaikan dengan kebutuhan serta permasalahan yang secara aktual dirasakan,
baik penyesuaian terhadap pribadi, kelompok atau tingkatan kelas siswa, sekolah
maupun lingkungan dan masyarakat secara lebih luas.
Dalam pembahasan makalah ini penulis
akan mencoba membahas tentang layanan
dari bimbingan konseling, adapun materi yang akan dibahas pada bab II nanti
yaitu layanan bimbingan dan konseling perseorangan, kelompok dan kegiatan
penunjang dalam suatu kegiatan bimbingan dan konseling
B.
Rumusan Masalah
Yang menjadi rumusan masalah dalam
pembahasan mkalah nanti yaitu
1. Apa yang dimaksud dengan layanan
bimbingan konseling perseorangan, layanan bimbingan konseling kelompok dan
kegiatan penunjang dalam suatu bimbingan dan konseling?
2. Bagaimana proses layanan yang akan
dilakukan terhadap bimbingan konseling perseorangan dan bimbingan konseling kelompok?
3. Apa-apa saja kegiatan penunjang
dalam suatu bimbingan konseling?
C. Tujuan Pembahasan
Adapun tujuan dari pembahasan makalah ini yaitu:
1. Untuk mengetahui maksud dari layanan
bimbingan konseling perseorangan, layanan bimbingan konseling kelompok dan
kegiatan penunjang dalam suatu bimbingan dan konseling
2. Untuk mengetahui proses layanan yang
akan dilakukan terhadap bimbingan konseling perseorangan dan bimbingan
konseling kelompok
3. Untuk mengetahui macam-macam
kegiatan penunjang dalam suatu bimbingan konseling
BAB II
PEMBAHASAN
A. Layanan Bimbingan Konseling Perseorangan
Konseling perseorangan merupakan
konseling yang diselenggarakan oleh seorang konselor terhadap seorang klien
dalam rangka pengentasan masalah pribadi klien. Dalam suasana tatap muka
dilaksanakan interaksi lansung antara klien dan konselor untuk membahas masalah
klien secara mendalam. Dalam layanan konseling perseorangan konselor memberikan
ruang dan suasana yang memungkinkan klien membuka diri setransparan mungkin.
Tujuan umum dari bimbingan konseling
perseorangan adalah terentasnya masalah yang dihadapi klien, apabila masalah klien
dicirikan sebagai suatunyang tidak disukai adanya, suatu yang ingin dihilangkan
atau sesuatu yang dapat menghambat atau menimbulkan kerugian, maka upaya
pengantasan masalah klien melalui konseling perseorangan akan mengurangi
intensitas ketidaksukaan atas keberadaan sesuatu yang dimaksud atau meniadakan
kebaradaan sesuatu yang dimaksud dan mengurangi suatu masalah dan kerugian yang
ditimbulkan oleh sesuatu yangdimaksud tersebut. Dengan layanan ini beban klien
dapat diringankan, kemampuan klien ditingkatkan, potensi klien dikembangkan.
Tujuan khusus dari layanan konseling
perseorangan dapat dirinci dan secara lansung dikaitkan dengan fungsi konseling
yang secara menyeluruh diembankan seperti:
1. Melalui layanan konseling
perseorangan klien,memahami seluk beluk masalah yang dialamisecara mendalam
dankonprensif,serta positif dan dinamis
2. Pemahaman diberikan mengarah kepada
klien dan dapat dikembangkannya pemahaman dan pangentasan masalah merupakan
pokus yang sangat khas konkrit danlasung ditangani dalam layanan konsuli
perseorangan.
3. Pengembangan dan potensi klien serta
berbagai unsur positif nyang ada pada dirinya merupakan latar belakang
pemahaman dan latar belakang masalah klien dapat dicapai.
4. Pemeliaraan usur-unsur positif yang
ada pada klien dapat diperkuat dengan terentaskan seta diharapkan dapat
mencegah masalah-masalah baru yang mungkin timbul.
5. Apabila masalah yang dialami klien
menyangku dilanggalnya hak-hak klien sehingga klien teraniya dalam kadar
tertentu, konseling perseorangan dapat menangani sasaran yang bersifat advokasi
(jalur hukum).
Untuk dapat menguasai klien
konseling yangdilakukan konselot perlu mempelajari dan menerapkan berbagai teknik
konseling didukaung dengan pengalaman yang luas dalam pelayanan konseling.
Beberappa hal yang perlu diperhatiakan, yaitu:
1. Layanan konseling diselenggarakan
secara resmi. Artinya teratur, terarah, dan terkontrol serta tidak
diselenggarakan secara acak atau seadanya. Rambu rambu pokok dalam pelaksanaan
konseling adalah:
a. Kerahasiaan.
b. Keterbukaan.
c. Tanggung jawab pribadi.
Sifat resmi dari layanan konseling
ditandai dengan cirri-ciri yang melekat pada pelaksanaannya yaitu:
a. Layanan tersebut merupakan usaha
yang disengaja
b. Tujuan layanan tiada lain untuk
kepintingan dan kebahagiaan klien
c. Kegiatan layanan diselengarakan
dalam format yang telah ditetapkan
d. Metode dan teknik layanan
berdasarkan pada tiori yang telah teruji
e. Hasil layanan dinilai dan diberi
tindak lanjut
2. Mengatasi masalah melaui konseling
Melalui proses konseling, klien
berharap masalah yang dihadapi dapat terselesaikan. Langkah-langkah umum upaya
pengentasan masalah melalui konseling antara lain:
a. Pemahaman masalah
b. Analisis sebab timbulnya masalah
c. Aplikasi metode khusus
d. Evaluasi
e. Tindak lanjut
3.
Tahap-tahap mengatasi masalah melalui konseling
Ada
bebarapa tahap yang perlu ditempuh dalam mengatasi masalah melaui layanan
konseling, yaitu:
a. Klien menyadari bahwa dirinya
mengalami masalah. Sebab tidak semua klien menyadari bahwa diringa bermasalah,
kalaupun menyadari, kadang tidak paham masalah sesungguhnya yang dihadapi.
b. Kliern menyadari tidak mampu
memecahkan masalahnyasendiri, dan menyadari pula bahwa membutuhkan bantuan
orang lain. Kesadaran bahwa dirinya
membutuhkan orang lain itu yang lebih utama.
c. Klien mau mencari orang yang mau,
mampu dan bertanggung jawab dalam membantu memecahkan masalah yang dihadapinya.
d. Klien dituntut aktif dalam proses konseling.
Bila klien sulit berperan aktif, maka tugas konselor untuk membangkitkannya.
e. Klien benar-benar menerapkan hasil
konseling dalam kehidupan sehari-hari dan mau mengubah sikap dan tingkah
lakunya kearah yang lebih baik.
4. Teknik konseling
Ada beberapa teknik konseling yang
dapat diterapkan pada layanan bimbingan konseling perseorangan yaitu:
a. Konseling Direktif
Artinya
konseling ysng dilskuksn bersifat lansung. Dalam konseling direktif, klien
bersifat fasif sedangkan konselor bersifat aktif, konseling ini bisa disebut
konselor sebagai pemeran utama dalam bimbingan konseling. Klien bersifat
menerima perlakuan dan keputusan yang diberikan konselor.
Langkah-langkah umum pelaksanaan konseling direktif yaitu
1. Analisis tentang klien
2. Sistensis data, untuk mengenali
kekuatan dan kelemahan klien.
3. Diagnosis masalah
4. Prediksi tentang perkembangan
selanjutnya
5. Pemecahan masalah
6. Tindak lanjut dan peninjauan hasil
konseling
b. Konseling Non Direktif
Yaitu
upaya bantuan pemecahan masalah yang berpusat pada diri klien. Melalui
pendekatan ini klien diberi kesempatan untuk mengungkkapkkan masalah, perasaan,
dan pikirannya secara bebas. Peranan konselor dalam konseling ini dalah
menyiapkan suasana agar potensi dan kemampuan klien berkembang secara optimal, dengan
jalan menciptakan hubungan konseling yang familiar, hangat dan konstruktif.
Suasana seperti akan memungkinkan klien untuk memecahkan masalahnya sendiri.
B.
Layanan Bimbingan Dan Konseling
Kelompok
1.
Pengertian kelompok
Kelompok
terjelma dari kumpulan sejumlah orang yang ke dalamnya diberikan atau ditumbuhkan kualitas tertentu sehingga
kumpulan kuantitatif orang-orang itu memiliki kebersamaan kualitatif yang
menghidupkan kelompok itu. Faktor-faktor pengikat dalam kelompok sebagaimana
diungkapakn terdahulu merupakan factor-faktor yamg menimbulkan kebersamaan kualitatif itu. Kebersamaan kualitatif itulah
yang memungkinkan sejumlah orang yang berkumpul itu menjadi hidup dan menjalankan kehidupan kelompok.
Kelompok
yang baik adalah apabila kelompok itu diwarnai oleh semangat yang tinggi, kerjasama
yang lancar dan mantap serta adanya saling mempercayai diantara anggota-anggotanya.
Kelompok yang baik seperti itu akan terwujud apabila para anggotanya saling
bersikapsebagai kawan dalm arti yang sebenarnya, mengerti dan meneriama secara
positif tujuan bersama, dng kuat merasa setia kepada kelompok, serta mau
bekarja keras atau bahkas brkorban untuk kelompok. Berbagai kualitas positif
yang ada dalam kelompok itu bergerak, bergulir yang menandai dan mendorong
kehidupan kelompok. Kekuatan yang mendorong kehidupan kelompok itu dikenal
sebagi dinamika kelompok.)
2. Pengertiaan bimbingan kelompok
dan konseling kompok
2.1. Pengertian bimbingan
kelompok
Layanan bimbingan kelompok adalah
layanan yang diberikan kepada sejumlah
orang yang berkisar 10-30 orang baik yang mempunyai masalah maupun tidak,
keanggotaan tetap atau tidak tetap. Dalam pelaksaannya bimbingan kelompok, ada
beberapa hal yang harus ada yaitu Kelompok orang (klien kelompok), Konselor dan
Pelaksanaan kegiatan atau pembahasan masalah.
Bimbingan kelompok dapat dilakukan
dengan permainan, dan dapat juga berupa diskusi kelompok dengan membahas
masalah atau topik tertentu. Masalah yang dibahas dapat ditentukan oleh
konselor dan dapat juga ditentukkan oleh kelompok itu sendiri.
2.2.Pengertian konseling kelompok
Konseling kelompok adalah layanan
yang diberikan kepada sekelompok individu guna mengatasi masalah yang relatif
sama, sehingga mereka tidak mengalami hambatan untuk mengembangkan segenap
potensi yang dimiliki.
Layanan konseling kelompok tidak
hanya diberikan kepada sekedar sejumlah orang, melainkakan kumpulan orang yang
yang memenuhi kriteria yang bisa disebut kelompok yaitu sebagai berikut.
1. Tujuan yang sama
2. Keanggotaan yang tidak harus resmi,
Cuma untuk mengikat kebersamaan yang diikat dengan tujuan yang sama
3. Danya pemimpin dalam suatu kelompok
4. Adanya aturan untuk pelaksanaan
kegiatan
3.
Persamaan dan perbedaan bimbingan
kelompok dan konseling kelompok
3.1.Persamaan bimbingan kelompok dan konseling kelompok
Kesamaan bimbingan kelompok dan
konseling kelompok yaitu:
1. Kedua layanan ini mengikutkan
sejumlah peserta dalam bentuk kelompok, dengan konselor sebagai pemimpin
kegiatan kelompok
2. Bimbingan dan konseling kelompok
mengaktifkan dinamika kelompok untuk membahas berbagai hal yang berguna bagi
pengembangan, pemecahan masalah individu yang menjadi peserta kegiatan
kelompok.
3. Tujuan bimbingan kelompok dan
konseling kelompok yaitu untuk mengembangkan kemampuan sosialisasi individu
khususnya kemampuan komunikasi pesereta layanan.
4. Bimbingan kelompok dan konseling
kelompok dapat dilakukan dimana saja, baik diruangan maupun diluar ruangan,
Disekolah atau diluar sekolah, dirumah salah nseorang peserta maupun dirumah
konselor. Yang penting dapat menjamin
bahawa dinamika kelompok dapat berkemnbang dengan sebaiknya dan mencapai
tujauan layanan.
5. Anggota dalam bimbingan kelompok dan
konseling kelompok bersifat dari dan untuk anggota kelompok itu sendiri yang
masing-masing anggota kelompok ebraktivitas lansung dan mandiri dalam bentuk:
a. Mendengar , memahami dan merespon
dengan tepat adn positif
b. Berpikir dan berpendapat
c. Menganalisis, mengkritik dan
beragumentasi
d. Merasa,berempati dan bersikap
e. Berpartisipasi dalam kegiatan
bersama
3.2.Perbedaan bimbingan kelompok dan konseling kelompok
Berdasarkan pembahasan bimbimngan
kelompok dan konseling kelompok dapat di bedakan sebagai berikut.
1. Dalam bimbingan kelompok membahas
topik-topik umum yang menjadi kepedulian bersama anggota kelompok,sedangkan
dalam konseling kelompok dibahas masalah pribadi yangdialami oleh masing-masing
anggota kelompok.
2. fungsi bimbingan kelompok adalah
untuk layanan pemahaman,sedangkan fungsi konseling kelompok adalah untuk
pengentasan dan pengembangan.
3. Karakteritik anggota dalam
bimbimngan kelopok bersifat homogen atau heterogen, sedangkan konseling
kelompok relatif homogen
4. Hasil yang ingin dicapai dalam
bimbimngan kelompok adalah penguasaan imformasi untuk tujuan yang lebih luas, sedangkan
konseling kelompok untuk pemecahan masalah dan pengembangan kemanpuan
komunikasi dan interaksi sosial.
5. Peranan anggota dalam bimbingan
kelompok yaitu untuk menerima informasi untuk bahan perencanaan dan
p[engambilan keputusan, sedangkan konseling kelompok yaitu untuk berpatisipasi
dalam interaksi social, menyumbangkan pengetasan masalah dan menyerap bahan
untuk pemecahan masalah.
6. Sifat isi pembicaraan dalam
bimbingan kelompok bersifat kurang rahasia, sedangkan dalam konseling kelompok
bersifat rahasia.
7. Intensitas pembahasan dalam
bimbingan kelompok dilakukan jika kegiatan berakhir bila imformasi telah
disampaikan, sedangkan konselinh kelompok dilakukan jika kegiatan berkembang
sesuai dengan tingkat kemajuan pemecahan masalah.
8. Latar belakang layanan bimbingan
kelompok yang dilaksanakan belum ada masalah sedangkan latar belakang konseling
kelompok dilakukan karena ada masalah
C.
Kegiatan Penunjang ( kegiatan
pendukung bimbingan konseling)
1. Pengertian Kegiatan
Pendukung bimbingan dan konseling
Kegiatan
pendukung bimbingan dan konseling adalah usaha untuk mengumpulkan data dan
keterangan tentang diri peserta didik (klien) dan keterangan tentang
lingkungannya, baik itu di lingkungan keluarga, sekolah, ataupun dilingkungan
sekitarnya.
Kegiatan ini
dimaksudkan agar para pembimbing lebih mudah memahami potensi dan kekuatan,
serta masalah yang dihadapi klien. dengan kegiatan pendukung ini diharapkan
akan terkumpul data-data yang akurat yang dihadapi oleh seorang klien.
2. Macam – Macam
Kegiatan Pendukung Bimbingan dan Konseling
Untuk menunjang
kelancaran pemberian layanan-layanan seperti yang telah dikemukakan di atas,
perlu dilaksanakan berbagai kegiatan pendukung Dalam hal ini, terdapat lima
jenis kegiatan pendukung bimbingan dan konseling, yaitu:
a. Aplikasi
Instrumentasi
Aplikasi
Instrumentasi adalah upaya pegungkapan melalui pengukuran dengan memakai
alat ukur atau instrument tertentu. Aplikasi instrumentasi digunakan dan
mendukung penyelenggaraan jenis-jenis layanan dan kegiatan pendukung
mulai dari perencanaan program, penetapan inidividu, menetapkan materi layanan,
sebagai bahan evaluasi dan pengembangan program.
Operasionalisasi dalam kegiatan ini
adalah:
1) Perencanaan
Menetapkan
objek yang akan diukur, menetapkan subjek, menetapkan/menyusun
instrument, menetapkan prosedur, menetapkan fasilitas, menyiapkan kelengkapan
administrative.
2) Pelaksanaan
Mengkomunikasikan
rencana pelaksanaan aplikasi instrumentasi, mengorganisasikan kegiatan
instrument, pengadministrasi, mengolah jawaban intrumen, menafsirkan dan
menetapkan arah penggunaan hasil intrumen.
3) Eveluasi dan
Analisis
Menetapkan
materi evaluasi, menetapkan prosedur, melaksanakan evaluasi dan mengolah serta
menafsirkan hasil evaluasi. Serta menganalisis dengan Menetapkan norma/standar
analisis, melakukan asanalisis dan menafsirkan hasil analisis.
4) Tindak Lanjut
Menetapkan jenis
dan arah tindak lanjut aplikasi instrumentasi, mengkomunikasikan rencana
tindak lanjut dan melaksanakan tindak lanjut. Dan juga menyusun laporan
aplikasi instrumentasi, menyampaikan laporan dan mendokumentasi laporan.
b. Himpunan Data (HD)
Himpunan data
adalah kegiatan untuk menghimpun seluruh data dan keterangan yang relevan
dengan keperluan pengembangan peserta didik. Himpunan data diselenggarakan
secara berkelanjutan, sistematik, komprehensif, terpadu dan sifatnya tertutup.
Kegiaran ini memiliki fungsi pemahaman.
Konselor sebagai
penyelenggara Himpunan data memiliki fungsi: Menghimpun data,
mengembangkan data dan menggunakan data
Operasionalisasi dalam kegiatan ini
adalah
1) Perencanaan
Menetapkan jenis
dan klasifikasi data serta sumber-sumbernya, menetapkan bentuk himpunan
data, menetapkan dan manata fasilitas, menetapkan mekanisme pengisian,
pemeliharaan dan penggunaan serta menyiapkan kelengkapan administrative.
2) Pelaksanaan
Memetik dan
memasukkan ke dalam HD sesuai dengan klasifikasi, memanfaatkan data, memelihara
dan mengembangkan HD.
3) Evaluasi dan
Analisis
Mengkaji
evisiensi sistematika dan penggunaan fasilitas yang digunakan, memerikasa
kelengkapan, keakuratan, keaktualan dan kemanfaatan HD, serta melaksanakan
analisis terhadap hasil evaluasi berkenaan dengan kelengkapan, keakuratan,
keaktualan, kemanfaatan dan efisiensi penyelenggaraannya.
4) Tindak Lanjut
Dalam hal ini
adalah mengembangkan himpunan data yang mencakup: bentuk, klasifikasi dan
sistematika data, kelengkapan, keakuratan, ketepatan dan keaktualan data,
kemanfaatan data, Penggunaan teknologi.
c. Konferensi Kasus
Konferensi kasus
adalah kegiatan untuk membahas permasalahan peserta didik dalam suatu pertemuan
yang dihadiri oleh pihak-pihak yang dapat memberikan keterangan, kemudahan dan
komitmen bagi terentaskannya permasalahan klien. Pertemuan konferensi kasus
bersifat terbatas dan tertutup. Tujuan konferensi kasus adalah untuk memperoleh
keterangan dan membangun komitmen dari pihak yang terkait dan memiliki pengaruh
kuat terhadap klien dalam rangka pengentasan permasalahan klien.
Operasionalisme
dalam kegiatan ini adalah :
1) Perencanaan
Konferensi kasus
harus dibicarakan terlebih dahulu dan mendapat persetujuan dari klien yang
bermasalah. Dan seluruh peserta pertemuan harus diyakinkan oleh konselor dan
memiliki sikap yang teguh untuk merahasiakan segenap aspek dari kasus yang
dibicarakan.
2) Pelaksanaan
Konselor harus
mengarahkan pembicaraan sehingga seluruh peserta dapat mengemukakan data atau
keterangan yang mereka ketahui dan mengembangkan pikiran untuk memecahkan
masalah siswa
3) Analisis dan
Evaluasi
Hasil yang
diharapkan dari konferensi kasus yang sukses apabila konselor memperoleh data
atau keterangan tambahan yang amat berarti bagi pemecahan masalah siswa dan
terbangunnya komitmen seluruh peserta pertemuan untuk menyokong upaya
pengentasan masalah siswa.
4) Tindak Lanjut
Seluruh hasil
pertemuan dicatat dan didokumentasikan secara rapi oleh konselor dan
sebanyak-banyaknya dipergunakan untuk menunjang jenis-jenis layanan masalah
siswa yang bersangkutan.
d. Kunjungan Rumah
Kunjungan rumah
merupakan kegiatan untuk memperoleh data, keterangan, kemudahan, dan komitmen
bagi terentaskannya permasalahan peserta didik melalui kunjungan rumah klien.
Kerja sama dengan orang tua sangat diperlukan, dengan tujuan untuk memperoleh
keterangan dan membangun komitmen dari pihak orang tua/keluarga untuk
mengentaskan permasalahan klien. Kegiatan kunjungan rumah memiliki fungsi
pemahaman dan pengentasan.
Materi yang
perlu diperhatikan dihadapan orang tua tidak boleh melanggar asas kerahasiaan
klien, dan intinya semata-mata untuk memperdalam masalah klien, serta
tidak merugikan klien.
Operasionalisasi
dalam kegiatan ini adalah
1) Perencanaan
Menetapkan kasus
yang memerlukan KR, meyakinkan klien akan KR, menyiapkan data dan
informasi yang akan dikomunikasikan dengan keluarga, menetapkan materi KR dan
meyiapkan kelengkapan administrasi.
2) Pelaksanaan
Pelaksanaannya
adalah mengkomunikasikan rencana pelaksanaan kunjungan rumah,
melakukan kunjungan
rumah berupa: Bertemu anggota keluarga. Membahas masalah klien,
Melengkapi data, Mengembangkan komitmen, Menyelenggarakan konseling keluarga ,
dan merekam dan menyimpulkan hasil kunjungan rumah
3) Evaluasi dan
Analisis
Mengevaluasi
proses pelaksanaan kunjungan rumah, mengevaluasi kelengkapan dan keakurautan
data hasil kunjungan rumah serta komitmen orang tua/wali, mengevaluasi
penggunaan data dalam rangka pengentasan masalah klien. Dan
menganalisis terhadap efektifitas penggunaan hasil kunjungan rumah
terhadap penanganan kasus.
4) Tindak Lanjut
Tindakan
selanjutnya adalah mempertimbangkan apakah perlu dilaksanakan kunjungan rumah
ulang atau lanjutan dan mempertimbangkan tindak lanjut layanan dengan
menggunakan hasil kunjungan rumah yang lebih lengkap dan akurat.
Serta menyusun laporan kunjungan rumah, menyampaikan laporan dan
mendokumentasi laporan.
e. Alih Tangan Kasus (
ATK)
Alih tangan
kasus merupakan kegiatan untuk untuk memperoleh penanganan yang lebih tepat dan
tuntas atas permasalahan yang dialami klien dengan memindahkan penanganan kasus
ke pihak lain yang lebih kompeten, seperti kepada guru mata pelajaran atau
konselor, dokter serta ahli lainnya, dengan tujuan agar peserta didik dapat
memperoleh penanganan yang lebih tepat dan tuntas atas permasalahan yang
dihadapinya melalui pihak yang lebih kompeten. Fungsi kegiatan ini adalah
pengentasan.
Sebelum
di-ATK-kan maka Konselor hendaknya memperhatikan keadaan kenormalan klien dan
subtansi masalah klien. Yang harus dipertimbangkan dalam Alih tangan kasus ini
adalah karena masalah yang ada bukan lagi wewenang Konselor. Konselor
melakukan kontak awal dengan ahli lain, melalui cara yang cepat dan
tepat. Jika ditanggapi positif oleh ahli lain yang dihubungi, maka klien
bertemu dengan ahli lain tersebut dengan membawa surat pengantar jika
diperlukan.
Operasionalisasi yang perlu dilakukan
dalam Alih tangan kasus ini adalah
1) Perencanaan
Menetapkan kasus
yang akan di ATK, meyakinkan klien akan ATK, menghubung ahli lain yang menjadi
arah ATK, menyiapkan materi ATK dan kelengkapan administratif.
2) Pelaksanaan
Mengkomunikasikan
rencana ATK kepada pihak terkait dan mengalihtangankan klien kepada pihak
terkait itu.
3) Evaluasi dan
Analisis
Membahas hasil
ATK melalui: Klien, laporan dari ahli lain dan analisis hasil ATK
kemudian mengkaji hasil ATK terhadap pengentasan masalah klien.
Serta Melakukan analisis terhadap efektifitas ATK terhadap pengentsan
masalah klien secara menyeluruh.
4) Tindak Lanjut
Tindak lanjut
yang dilakukan adalah menyelenggarakan layanan lanjutan oleh konselor jika
diperlukan atau klien memerlukan ATK ke ahli lain lagi. Serta Menyusun laporan
kegiatan ATK, menyampaikan laporan dan mendokumentasi laporan.
BAB III
PENUTUP
1.
Kesimpulan
Berdasarkan
pembahasan makalah diatas maka dapat diambil beberapa kesimpulan yaitu:
1.
Layanan Konseling Perorangan,
yaitu layanan bimbingan dan Konseling yang ditujukan untuk membantu siswa yang
memiliki masalah melalui pertemuan tatap muka secara perorangan, dan sangat
terjaga kerahasiaanya.
2.
Layanan Bimbingan Kelompok, yaitu
layanan bimbingan dan Konseling yang ditujukan untuk membantu siswa belajar
mengenal anggota kelompoknya (teman-teman yang ada dalam kelompoknya) secara
lebih baik, belajar mengemukakan pendapat dan menerima pendapat, sekaligus
membahas secara bersama-sama suatu permasalahan yang dihadapi.
3.
Layanan Konseling kelompok, yaitu
layanan bimbingan dan Konseling yang ditujukan untuk memecahkan masalah yang
dihadapi dalam situasi kelompok. Berbeda dengan konseling perorangan, dimana
masalah dipecahkan secara perorangan antara guru pembimbing dengan siswa, maka
proses pemecahan masalah dalam konseling dipecahkan secara bersama-sama dalam
kelompok.
4.
Ada beberapa yal yang bisa
mendukung atau menjadi kegiatan penunjang pada suatu layanan bimbingan
konseling yaitu:
ü
Aplikasi Instrumen dan Himpunan
Data, yaitu kegiatan bimbingan dan Konseling yang ditujukan untuk mengumpulkan
dan menghimpun berbagai data dan informasi tentang para siswa. Data yang masuk
akan dijaga kerahasiaannya, dari pihak yang tidak berkepentingan.
ü
Konferensi Kasus, yaitu Kegiatan bimbingan
dan Konseling yang ditujukan untuk membantu memecahkan masalah yang dihadapi
siswa melalui pertemuan antara berbagai pihak yang dipandang mengetahui dan
dapat membantu menyelesaikan masalah siswa.
ü
Kunjungan Rumah, yaitu Kegiatan
bimbingan dan Konseling yang ditujukan untuk mengenal secara lebih lengkap
kondisi kehidupan siswa di lingkungan rumahnya, sekaligus membangun kerja sama
dengan orang tua dalam pemecahan masalah yang mungkin dihadapi siswa.
ü
Alih Tangan Kasus, yaitu Kegiatan
bimbingan dan Konseling yang ditujukan untuk membantu memecahkan masalah siswa
dengan mengalihtangankan penanganan masalah siswa kepada pihak yang tepat.
2. Saran
Penulis menyadari bahwa sepenuhnya makalah ini jauh
dari kesempurnaan maka penulis
mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun guna untuk kesempurnaan
untuk masa yang akan datang.
DAFTAR PUSTAKA
Prayitno.
1995. Layanan Bimbingan dan Konseling Kelompok ( dasar dan profil). Padang:
balai aksara
Prayitno.
2001. Panduan Kegiatan Pengawasan Bimbingan Konseling Disekolah. Jakarta: PT
Rinelka Cipta
Prayitno
dan Erman Amti. 2004. Dasar-Dasar Bimbingan Konseling. Jakarta: PT Rinelka
Cipta
Rahman,
Hibana S. 2003. Bimbingan Konseling Pola 17. Yokyakarta: UCY Press Yokyakarta
Tohirin.2007.
Bimbingan Konseling Disekolah Berbasis Integrasi. Jakarta: PT RajaGrafindo
Persada
Langganan:
Postingan (Atom)