laman

Rabu, 21 September 2011

layanan bimbingan konseling perseorangan, kelompok dan kegiatan penunjang bimbingan konseling.

BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Bimbingan dan Konseling merupakan proses bantuan psikologis dan kemanusiaan secara ilmiah dan profesional yang diberikan oleh pembimbing kepada yang dibimbing (peserta didik) agar ia dapat berkembang secara optimal, yaitu mampu memahami diri, mengarahkan diri, dan mengaktualisasikan diri, sesuai tahap perkembangan, sifat-sifat, potensi yang dimiliki, dan latar belakang kehidupan serta lingkungannya sehingga tercapai kebahagiaan dalam kehidupannya.
Tujuan Bimbingan dan Konseling adalah membantu pesrta didik dalam tugas perkembangannya agar peserta didik memiliki keimanan dan ketaqwaan kepada Yang Maha Esa, memiliki sikap positif, dinamis terhadap perkembangan fisik dan psikisnya, memiliki sikap mandiri secara emosional dan sosial ekonomi, memiliki pola hubungan sosial yang baik di dalam keluarga, sekolah dan masyarakat, memiliki prestasi belajar yang baik dan dapat merencanakan dan mengembangkan karirnya
Guru Pembimbing mempunyai tugas, tanggung jawab dan hak secara penuh dalam kegiatan bimbingan dan koseling terhadap sejumlah peserta didik yang menjadi tanggung jawabnya. Materi layanan mengacu pada jenis jenis layanan dan kegiatan pendukung bimbingan dan konseling di sekolah. Dalam pelaksanaannya materi-maateri tersebut perlu dipilih dan disesuaikan dengan kebutuhan serta permasalahan yang secara aktual dirasakan, baik penyesuaian terhadap pribadi, kelompok atau tingkatan kelas siswa, sekolah maupun lingkungan dan masyarakat secara lebih luas.
Dalam pembahasan makalah ini penulis akan mencoba membahas tentang  layanan dari bimbingan konseling, adapun materi yang akan dibahas pada bab II nanti yaitu layanan bimbingan dan konseling perseorangan, kelompok dan kegiatan penunjang dalam suatu kegiatan bimbingan dan konseling


B.     Rumusan Masalah
Yang menjadi rumusan masalah dalam pembahasan mkalah nanti yaitu
1.      Apa yang dimaksud dengan layanan bimbingan konseling perseorangan, layanan bimbingan konseling kelompok dan kegiatan penunjang dalam suatu bimbingan dan konseling?
2.      Bagaimana proses layanan yang akan dilakukan terhadap bimbingan konseling perseorangan dan bimbingan konseling kelompok?
3.      Apa-apa saja kegiatan penunjang dalam suatu bimbingan konseling?

C.     Tujuan Pembahasan
Adapun tujuan  dari pembahasan makalah ini yaitu:
1.      Untuk mengetahui maksud dari layanan bimbingan konseling perseorangan, layanan bimbingan konseling kelompok dan kegiatan penunjang dalam suatu bimbingan dan konseling
2.      Untuk mengetahui proses layanan yang akan dilakukan terhadap bimbingan konseling perseorangan dan bimbingan konseling kelompok
3.      Untuk mengetahui macam-macam kegiatan penunjang dalam suatu bimbingan konseling














BAB II
PEMBAHASAN
A.    Layanan Bimbingan Konseling Perseorangan
Konseling perseorangan merupakan konseling yang diselenggarakan oleh seorang konselor terhadap seorang klien dalam rangka pengentasan masalah pribadi klien. Dalam suasana tatap muka dilaksanakan interaksi lansung antara klien dan konselor untuk membahas masalah klien secara mendalam. Dalam layanan konseling perseorangan konselor memberikan ruang dan suasana yang memungkinkan klien membuka diri setransparan mungkin.
Tujuan umum dari bimbingan konseling perseorangan adalah terentasnya masalah yang dihadapi klien, apabila masalah klien dicirikan sebagai suatunyang tidak disukai adanya, suatu yang ingin dihilangkan atau sesuatu yang dapat menghambat atau menimbulkan kerugian, maka upaya pengantasan masalah klien melalui konseling perseorangan akan mengurangi intensitas ketidaksukaan atas keberadaan sesuatu yang dimaksud atau meniadakan kebaradaan sesuatu yang dimaksud dan mengurangi suatu masalah dan kerugian yang ditimbulkan oleh sesuatu yangdimaksud tersebut. Dengan layanan ini beban klien dapat diringankan, kemampuan klien ditingkatkan, potensi klien dikembangkan.
Tujuan khusus dari layanan konseling perseorangan dapat dirinci dan secara lansung dikaitkan dengan fungsi konseling yang secara menyeluruh diembankan seperti:
1.      Melalui layanan konseling perseorangan klien,memahami seluk beluk masalah yang dialamisecara mendalam dankonprensif,serta positif dan dinamis
2.      Pemahaman diberikan mengarah kepada klien dan dapat dikembangkannya pemahaman dan pangentasan masalah merupakan pokus yang sangat khas konkrit danlasung ditangani dalam layanan konsuli perseorangan.
3.      Pengembangan dan potensi klien serta berbagai unsur positif nyang ada pada dirinya merupakan latar belakang pemahaman dan latar belakang masalah klien dapat dicapai.
4.      Pemeliaraan usur-unsur positif yang ada pada klien dapat diperkuat dengan terentaskan seta diharapkan dapat mencegah masalah-masalah baru yang mungkin timbul.
5.      Apabila masalah yang dialami klien menyangku dilanggalnya hak-hak klien sehingga klien teraniya dalam kadar tertentu, konseling perseorangan dapat menangani sasaran yang bersifat advokasi (jalur hukum).
Untuk dapat menguasai klien konseling yangdilakukan konselot perlu mempelajari dan menerapkan berbagai teknik konseling didukaung dengan pengalaman yang luas dalam pelayanan konseling. Beberappa hal yang perlu diperhatiakan, yaitu:
1.      Layanan konseling diselenggarakan secara resmi. Artinya teratur, terarah, dan terkontrol serta tidak diselenggarakan secara acak atau seadanya. Rambu rambu pokok dalam pelaksanaan konseling adalah:
a.       Kerahasiaan.
b.      Keterbukaan.
c.       Tanggung jawab pribadi.
Sifat resmi dari layanan konseling ditandai dengan cirri-ciri yang melekat pada pelaksanaannya yaitu:
a.       Layanan tersebut merupakan usaha yang disengaja
b.      Tujuan layanan tiada lain untuk kepintingan dan kebahagiaan klien
c.       Kegiatan layanan diselengarakan dalam format  yang telah ditetapkan
d.      Metode dan teknik layanan berdasarkan pada tiori yang telah teruji
e.       Hasil layanan dinilai dan diberi tindak lanjut
2.      Mengatasi masalah melaui konseling
Melalui proses konseling, klien berharap masalah yang dihadapi dapat terselesaikan. Langkah-langkah umum upaya pengentasan masalah melalui konseling antara lain:
a.       Pemahaman masalah
b.      Analisis sebab timbulnya masalah
c.       Aplikasi metode khusus
d.      Evaluasi
e.   Tindak lanjut                                                                                                                                                 
3.         Tahap-tahap mengatasi masalah melalui konseling
Ada bebarapa tahap yang perlu ditempuh dalam mengatasi masalah melaui layanan konseling, yaitu:
a.       Klien menyadari bahwa dirinya mengalami masalah. Sebab tidak semua klien menyadari bahwa diringa bermasalah, kalaupun menyadari, kadang tidak paham masalah sesungguhnya yang dihadapi.
b.      Kliern menyadari tidak mampu memecahkan masalahnyasendiri, dan menyadari pula bahwa membutuhkan bantuan orang lain. Kesadaran bahwa dirinya  membutuhkan orang lain itu yang lebih utama.
c.       Klien mau mencari orang yang mau, mampu dan bertanggung jawab dalam membantu memecahkan masalah yang dihadapinya.
d.       Klien dituntut aktif dalam proses konseling. Bila klien sulit berperan aktif, maka tugas konselor untuk membangkitkannya.
e.       Klien benar-benar menerapkan hasil konseling dalam kehidupan sehari-hari dan mau mengubah sikap dan tingkah lakunya kearah yang lebih baik.
4.      Teknik konseling
Ada beberapa teknik konseling yang dapat diterapkan pada layanan bimbingan konseling perseorangan yaitu:
a.       Konseling Direktif
Artinya konseling ysng dilskuksn bersifat lansung. Dalam konseling direktif, klien bersifat fasif sedangkan konselor bersifat aktif, konseling ini bisa disebut konselor sebagai pemeran utama dalam bimbingan konseling. Klien bersifat menerima perlakuan dan keputusan yang diberikan konselor.
Langkah-langkah umum pelaksanaan konseling direktif yaitu
1.      Analisis tentang klien
2.      Sistensis data, untuk mengenali kekuatan dan kelemahan klien.
3.      Diagnosis masalah
4.      Prediksi tentang perkembangan selanjutnya
5.      Pemecahan masalah
6.      Tindak lanjut dan peninjauan hasil konseling

b.      Konseling Non Direktif
Yaitu upaya bantuan pemecahan masalah yang berpusat pada diri klien. Melalui pendekatan ini klien diberi kesempatan untuk mengungkkapkkan masalah, perasaan, dan pikirannya secara bebas. Peranan konselor dalam konseling ini dalah menyiapkan suasana agar potensi dan kemampuan klien berkembang secara optimal, dengan jalan menciptakan hubungan konseling yang familiar, hangat dan konstruktif. Suasana seperti akan memungkinkan klien untuk memecahkan masalahnya sendiri.

B.     Layanan Bimbingan Dan Konseling Kelompok
1.      Pengertian kelompok
Kelompok terjelma dari kumpulan sejumlah orang yang ke dalamnya diberikan  atau ditumbuhkan kualitas tertentu sehingga kumpulan kuantitatif orang-orang itu memiliki kebersamaan kualitatif yang menghidupkan kelompok itu. Faktor-faktor pengikat dalam kelompok sebagaimana diungkapakn terdahulu merupakan factor-faktor yamg menimbulkan kebersamaan  kualitatif itu. Kebersamaan kualitatif itulah yang memungkinkan sejumlah orang yang berkumpul itu menjadi hidup  dan menjalankan kehidupan kelompok.
Kelompok yang baik adalah apabila kelompok itu diwarnai oleh semangat yang tinggi, kerjasama yang lancar dan mantap serta adanya saling mempercayai diantara anggota-anggotanya. Kelompok yang baik seperti itu akan terwujud apabila para anggotanya saling bersikapsebagai kawan dalm arti yang sebenarnya, mengerti dan meneriama secara positif tujuan bersama, dng kuat merasa setia kepada kelompok, serta mau bekarja keras atau bahkas brkorban untuk kelompok. Berbagai kualitas positif yang ada dalam kelompok itu bergerak, bergulir yang menandai dan mendorong kehidupan kelompok. Kekuatan yang mendorong kehidupan kelompok itu dikenal sebagi dinamika kelompok.)
2.      Pengertiaan bimbingan kelompok dan konseling kompok
2.1. Pengertian bimbingan kelompok
Layanan bimbingan kelompok adalah layanan yang diberikan kepada  sejumlah orang yang berkisar 10-30 orang baik yang mempunyai masalah maupun tidak, keanggotaan tetap atau tidak tetap. Dalam pelaksaannya bimbingan kelompok, ada beberapa hal yang harus ada yaitu Kelompok orang (klien kelompok), Konselor dan Pelaksanaan kegiatan atau pembahasan masalah.
Bimbingan kelompok dapat dilakukan dengan permainan, dan dapat juga berupa diskusi kelompok dengan membahas masalah atau topik tertentu. Masalah yang dibahas dapat ditentukan oleh konselor dan dapat juga ditentukkan oleh kelompok itu sendiri.
2.2.Pengertian konseling kelompok
Konseling kelompok adalah layanan yang diberikan kepada sekelompok individu guna mengatasi masalah yang relatif sama, sehingga mereka tidak mengalami hambatan untuk mengembangkan segenap potensi yang dimiliki.
Layanan konseling kelompok tidak hanya diberikan kepada sekedar sejumlah orang, melainkakan kumpulan orang yang yang memenuhi kriteria yang bisa disebut kelompok yaitu sebagai berikut.
1.      Tujuan yang sama
2.      Keanggotaan yang tidak harus resmi, Cuma untuk mengikat kebersamaan yang diikat dengan tujuan yang sama
3.      Danya pemimpin dalam suatu kelompok
4.      Adanya aturan untuk pelaksanaan kegiatan
3.      Persamaan dan perbedaan bimbingan kelompok dan konseling kelompok
3.1.Persamaan bimbingan kelompok dan konseling kelompok
Kesamaan bimbingan kelompok dan konseling kelompok yaitu:
1.      Kedua layanan ini mengikutkan sejumlah peserta dalam bentuk kelompok, dengan konselor sebagai pemimpin kegiatan kelompok
2.      Bimbingan dan konseling kelompok mengaktifkan dinamika kelompok untuk membahas berbagai hal yang berguna bagi pengembangan, pemecahan masalah individu yang menjadi peserta kegiatan kelompok.
3.      Tujuan bimbingan kelompok dan konseling kelompok yaitu untuk mengembangkan kemampuan sosialisasi individu khususnya kemampuan komunikasi pesereta layanan.
4.      Bimbingan kelompok dan konseling kelompok dapat dilakukan dimana saja, baik diruangan maupun diluar ruangan, Disekolah atau diluar sekolah, dirumah salah nseorang peserta maupun dirumah konselor.  Yang penting dapat menjamin bahawa dinamika kelompok dapat berkemnbang dengan sebaiknya dan mencapai tujauan layanan.
5.      Anggota dalam bimbingan kelompok dan konseling kelompok bersifat dari dan untuk anggota kelompok itu sendiri yang masing-masing anggota kelompok ebraktivitas lansung dan mandiri dalam bentuk:
a.       Mendengar , memahami dan merespon dengan tepat adn positif
b.      Berpikir dan berpendapat
c.       Menganalisis, mengkritik dan beragumentasi
d.      Merasa,berempati dan bersikap
e.       Berpartisipasi dalam kegiatan bersama

3.2.Perbedaan bimbingan kelompok dan konseling kelompok
Berdasarkan pembahasan bimbimngan kelompok dan konseling kelompok dapat di bedakan sebagai berikut.
1.      Dalam bimbingan kelompok membahas topik-topik umum yang menjadi kepedulian bersama anggota kelompok,sedangkan dalam konseling kelompok dibahas masalah pribadi yangdialami oleh masing-masing anggota kelompok.
2.      fungsi bimbingan kelompok adalah untuk layanan pemahaman,sedangkan fungsi konseling kelompok adalah untuk pengentasan dan pengembangan.
3.      Karakteritik anggota dalam bimbimngan kelopok bersifat homogen atau heterogen, sedangkan konseling kelompok relatif homogen
4.      Hasil yang ingin dicapai dalam bimbimngan kelompok adalah penguasaan imformasi untuk tujuan yang lebih luas, sedangkan konseling kelompok untuk pemecahan masalah dan pengembangan kemanpuan komunikasi dan interaksi sosial.
5.      Peranan anggota dalam bimbingan kelompok yaitu untuk menerima informasi untuk bahan perencanaan dan p[engambilan keputusan, sedangkan konseling kelompok yaitu untuk berpatisipasi dalam interaksi social, menyumbangkan pengetasan masalah dan menyerap bahan untuk pemecahan masalah.
6.      Sifat isi pembicaraan dalam bimbingan kelompok bersifat kurang rahasia, sedangkan dalam konseling kelompok bersifat rahasia.
7.      Intensitas pembahasan dalam bimbingan kelompok dilakukan jika kegiatan berakhir bila imformasi telah disampaikan, sedangkan konselinh kelompok dilakukan jika kegiatan berkembang sesuai dengan tingkat kemajuan pemecahan masalah.
8.      Latar belakang layanan bimbingan kelompok yang dilaksanakan belum ada masalah sedangkan latar belakang konseling kelompok dilakukan karena ada  masalah

C.    Kegiatan Penunjang ( kegiatan pendukung bimbingan konseling)
1.    Pengertian Kegiatan Pendukung bimbingan dan konseling
Kegiatan pendukung bimbingan dan konseling adalah usaha untuk mengumpulkan data dan keterangan tentang diri peserta didik (klien) dan  keterangan tentang lingkungannya, baik itu di lingkungan keluarga, sekolah, ataupun dilingkungan sekitarnya.
Kegiatan ini dimaksudkan agar para pembimbing lebih mudah memahami potensi dan kekuatan, serta masalah yang dihadapi klien. dengan kegiatan pendukung ini diharapkan akan terkumpul data-data yang akurat yang dihadapi oleh seorang klien.

2.    Macam – Macam Kegiatan Pendukung Bimbingan dan Konseling
Untuk menunjang kelancaran pemberian layanan-layanan seperti yang telah dikemukakan di atas, perlu dilaksanakan berbagai kegiatan pendukung Dalam hal ini, terdapat lima jenis kegiatan pendukung bimbingan dan konseling, yaitu:
a.    Aplikasi Instrumentasi
Aplikasi Instrumentasi adalah  upaya pegungkapan melalui pengukuran dengan memakai alat ukur atau instrument tertentu. Aplikasi instrumentasi digunakan dan mendukung penyelenggaraan jenis-jenis layanan dan kegiatan pendukung  mulai dari perencanaan program, penetapan inidividu, menetapkan materi layanan, sebagai  bahan evaluasi dan pengembangan program.
Operasionalisasi dalam kegiatan ini adalah:
1)    Perencanaan
Menetapkan objek  yang akan diukur, menetapkan subjek, menetapkan/menyusun instrument, menetapkan prosedur, menetapkan fasilitas, menyiapkan kelengkapan administrative.
2)    Pelaksanaan
Mengkomunikasikan rencana pelaksanaan aplikasi instrumentasi, mengorganisasikan kegiatan instrument, pengadministrasi, mengolah jawaban intrumen, menafsirkan dan menetapkan arah penggunaan hasil intrumen.
3)    Eveluasi dan Analisis
Menetapkan materi evaluasi, menetapkan prosedur, melaksanakan evaluasi dan mengolah serta menafsirkan hasil evaluasi. Serta menganalisis dengan Menetapkan norma/standar analisis, melakukan asanalisis dan menafsirkan hasil analisis.
4)    Tindak Lanjut
Menetapkan jenis dan arah tindak lanjut aplikasi instrumentasi, mengkomunikasikan  rencana tindak lanjut dan melaksanakan tindak lanjut. Dan juga menyusun laporan aplikasi instrumentasi, menyampaikan laporan dan mendokumentasi laporan.
b.    Himpunan Data (HD)
Himpunan data adalah kegiatan untuk menghimpun seluruh data dan keterangan yang relevan dengan keperluan pengembangan peserta didik. Himpunan data diselenggarakan secara berkelanjutan, sistematik, komprehensif, terpadu dan sifatnya tertutup. Kegiaran ini memiliki fungsi pemahaman.
Konselor sebagai penyelenggara Himpunan data memiliki fungsi:  Menghimpun data, mengembangkan data dan menggunakan data
Operasionalisasi dalam kegiatan ini adalah
1)    Perencanaan
Menetapkan jenis dan klasifikasi data serta sumber-sumbernya, menetapkan  bentuk himpunan data, menetapkan dan manata fasilitas, menetapkan mekanisme pengisian, pemeliharaan dan penggunaan serta menyiapkan kelengkapan administrative.
2)    Pelaksanaan
Memetik dan memasukkan ke dalam HD sesuai dengan klasifikasi, memanfaatkan data, memelihara dan mengembangkan HD.
 3)    Evaluasi dan Analisis
Mengkaji evisiensi sistematika dan penggunaan fasilitas  yang digunakan, memerikasa kelengkapan, keakuratan, keaktualan dan kemanfaatan HD, serta melaksanakan analisis terhadap hasil evaluasi berkenaan dengan kelengkapan, keakuratan, keaktualan, kemanfaatan dan efisiensi penyelenggaraannya.
4)    Tindak Lanjut
Dalam hal ini adalah mengembangkan himpunan data yang  mencakup: bentuk, klasifikasi dan sistematika data, kelengkapan, keakuratan, ketepatan dan keaktualan data, kemanfaatan data, Penggunaan teknologi.
c.    Konferensi Kasus
Konferensi kasus adalah kegiatan untuk membahas permasalahan peserta didik dalam suatu pertemuan yang dihadiri oleh pihak-pihak yang dapat memberikan keterangan, kemudahan dan komitmen bagi terentaskannya permasalahan klien. Pertemuan konferensi kasus bersifat terbatas dan tertutup. Tujuan konferensi kasus adalah untuk memperoleh keterangan dan membangun komitmen dari pihak yang terkait dan memiliki pengaruh kuat terhadap klien dalam rangka pengentasan permasalahan klien.
Operasionalisme dalam kegiatan ini adalah :
1)    Perencanaan
Konferensi kasus harus dibicarakan terlebih dahulu dan mendapat persetujuan dari klien yang bermasalah. Dan seluruh peserta pertemuan harus diyakinkan oleh konselor dan memiliki sikap yang teguh untuk merahasiakan segenap aspek dari kasus yang dibicarakan.
2)    Pelaksanaan
Konselor harus mengarahkan pembicaraan sehingga seluruh peserta dapat mengemukakan data atau keterangan yang mereka ketahui dan mengembangkan pikiran untuk memecahkan masalah siswa
3)    Analisis dan Evaluasi
Hasil yang diharapkan dari konferensi kasus yang sukses apabila konselor memperoleh data atau keterangan tambahan yang amat berarti bagi pemecahan masalah siswa dan terbangunnya komitmen seluruh peserta pertemuan untuk menyokong upaya pengentasan masalah siswa.
4)    Tindak Lanjut
Seluruh hasil pertemuan dicatat dan didokumentasikan secara rapi oleh konselor dan sebanyak-banyaknya dipergunakan untuk menunjang jenis-jenis layanan masalah siswa yang bersangkutan.
d.    Kunjungan Rumah
Kunjungan rumah merupakan kegiatan untuk memperoleh data, keterangan, kemudahan, dan komitmen bagi terentaskannya permasalahan peserta didik melalui kunjungan rumah klien. Kerja sama dengan orang tua sangat diperlukan, dengan tujuan untuk memperoleh keterangan dan membangun komitmen dari pihak orang tua/keluarga untuk mengentaskan permasalahan klien. Kegiatan kunjungan rumah memiliki fungsi pemahaman dan pengentasan.
Materi yang perlu diperhatikan dihadapan orang tua tidak boleh melanggar asas kerahasiaan klien, dan intinya semata-mata  untuk memperdalam masalah klien, serta tidak merugikan klien.
Operasionalisasi dalam kegiatan ini adalah
1)    Perencanaan
Menetapkan kasus yang memerlukan KR, meyakinkan klien akan KR, menyiapkan  data dan informasi yang akan dikomunikasikan dengan keluarga, menetapkan materi KR dan meyiapkan kelengkapan administrasi.
2)    Pelaksanaan
Pelaksanaannya adalah mengkomunikasikan rencana pelaksanaan kunjungan rumah,
melakukan kunjungan rumah berupa: Bertemu anggota  keluarga. Membahas masalah klien, Melengkapi data, Mengembangkan komitmen, Menyelenggarakan konseling keluarga , dan merekam dan menyimpulkan hasil kunjungan rumah
3)    Evaluasi dan Analisis
Mengevaluasi proses pelaksanaan kunjungan rumah, mengevaluasi kelengkapan dan keakurautan data hasil kunjungan rumah serta komitmen orang tua/wali, mengevaluasi penggunaan data dalam rangka pengentasan  masalah klien. Dan menganalisis  terhadap efektifitas penggunaan hasil kunjungan rumah terhadap penanganan kasus.
4)    Tindak Lanjut
Tindakan selanjutnya adalah mempertimbangkan apakah perlu dilaksanakan kunjungan rumah ulang atau lanjutan dan mempertimbangkan tindak  lanjut layanan dengan menggunakan  hasil kunjungan rumah  yang lebih lengkap dan akurat. Serta menyusun laporan kunjungan rumah,  menyampaikan laporan dan mendokumentasi laporan.
e.    Alih Tangan Kasus ( ATK)
Alih tangan kasus merupakan kegiatan untuk untuk memperoleh penanganan yang lebih tepat dan tuntas atas permasalahan yang dialami klien dengan memindahkan penanganan kasus ke pihak lain yang lebih kompeten, seperti kepada guru mata pelajaran atau konselor, dokter serta ahli lainnya, dengan tujuan agar peserta didik dapat memperoleh penanganan yang lebih tepat dan tuntas atas permasalahan yang dihadapinya melalui pihak yang lebih kompeten. Fungsi kegiatan ini adalah pengentasan.
Sebelum di-ATK-kan maka Konselor hendaknya memperhatikan keadaan kenormalan klien dan subtansi masalah klien. Yang harus dipertimbangkan dalam Alih tangan kasus ini adalah karena masalah yang  ada  bukan lagi wewenang Konselor. Konselor  melakukan kontak awal dengan ahli lain, melalui cara yang  cepat dan tepat. Jika ditanggapi positif oleh ahli lain yang dihubungi, maka klien  bertemu dengan ahli lain tersebut dengan membawa surat pengantar jika diperlukan.
Operasionalisasi yang perlu dilakukan dalam Alih tangan kasus ini adalah
1)    Perencanaan
Menetapkan kasus yang akan di ATK, meyakinkan klien akan ATK, menghubung ahli lain yang menjadi arah ATK, menyiapkan   materi ATK dan kelengkapan administratif.
2)    Pelaksanaan
Mengkomunikasikan rencana ATK kepada pihak terkait dan mengalihtangankan klien kepada pihak terkait itu.
3)    Evaluasi dan Analisis
Membahas hasil ATK  melalui: Klien, laporan dari ahli lain dan analisis hasil ATK  kemudian mengkaji hasil ATK terhadap  pengentasan  masalah klien. Serta Melakukan analisis terhadap efektifitas ATK terhadap pengentsan  masalah  klien secara menyeluruh.
4)    Tindak Lanjut
Tindak lanjut yang dilakukan adalah menyelenggarakan layanan lanjutan oleh konselor jika diperlukan atau klien memerlukan ATK ke ahli lain lagi. Serta Menyusun laporan kegiatan ATK,  menyampaikan laporan dan mendokumentasi laporan.














BAB III
PENUTUP
1.      Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan makalah diatas maka dapat diambil beberapa kesimpulan yaitu:
1.      Layanan Konseling Perorangan, yaitu layanan bimbingan dan Konseling yang ditujukan untuk membantu siswa yang memiliki masalah melalui pertemuan tatap muka secara perorangan, dan sangat terjaga kerahasiaanya.
2.      Layanan Bimbingan Kelompok, yaitu layanan bimbingan dan Konseling yang ditujukan untuk membantu siswa belajar mengenal anggota kelompoknya (teman-teman yang ada dalam kelompoknya) secara lebih baik, belajar mengemukakan pendapat dan menerima pendapat, sekaligus membahas secara bersama-sama suatu permasalahan yang dihadapi.
3.      Layanan Konseling kelompok, yaitu layanan bimbingan dan Konseling yang ditujukan untuk memecahkan masalah yang dihadapi dalam situasi kelompok. Berbeda dengan konseling perorangan, dimana masalah dipecahkan secara perorangan antara guru pembimbing dengan siswa, maka proses pemecahan masalah dalam konseling dipecahkan secara bersama-sama dalam kelompok.
4.      Ada beberapa yal yang bisa mendukung atau menjadi kegiatan penunjang pada suatu layanan bimbingan konseling yaitu:
ü  Aplikasi Instrumen dan Himpunan Data, yaitu kegiatan bimbingan dan Konseling yang ditujukan untuk mengumpulkan dan menghimpun berbagai data dan informasi tentang para siswa. Data yang masuk akan dijaga kerahasiaannya, dari pihak yang tidak berkepentingan.
ü  Konferensi Kasus, yaitu Kegiatan bimbingan dan Konseling yang ditujukan untuk membantu memecahkan masalah yang dihadapi siswa melalui pertemuan antara berbagai pihak yang dipandang mengetahui dan dapat membantu menyelesaikan masalah siswa.
ü  Kunjungan Rumah, yaitu Kegiatan bimbingan dan Konseling yang ditujukan untuk mengenal secara lebih lengkap kondisi kehidupan siswa di lingkungan rumahnya, sekaligus membangun kerja sama dengan orang tua dalam pemecahan masalah yang mungkin dihadapi siswa.
ü  Alih Tangan Kasus, yaitu Kegiatan bimbingan dan Konseling yang ditujukan untuk membantu memecahkan masalah siswa dengan mengalihtangankan penanganan masalah siswa kepada pihak yang tepat.
2.      Saran
               Penulis menyadari bahwa sepenuhnya makalah ini jauh dari kesempurnaan  maka penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun guna untuk kesempurnaan untuk masa yang akan datang.



















DAFTAR PUSTAKA
Prayitno. 1995. Layanan Bimbingan dan Konseling Kelompok ( dasar dan profil). Padang: balai aksara
Prayitno. 2001. Panduan Kegiatan Pengawasan Bimbingan Konseling Disekolah. Jakarta: PT Rinelka Cipta
Prayitno dan Erman Amti. 2004. Dasar-Dasar Bimbingan Konseling. Jakarta: PT Rinelka Cipta
Rahman, Hibana S. 2003. Bimbingan Konseling Pola 17. Yokyakarta: UCY Press Yokyakarta
Tohirin.2007. Bimbingan Konseling Disekolah Berbasis Integrasi. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada
Ina Widya. 2009. Layanan Bimbingan konseling. http://www.ypk.or id ( diakses 04 juni 2011).


Tidak ada komentar:

Posting Komentar